PALEMBANG – Setelah sekian lama diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, diguyur hujan es. Fenomena alam itu terjadi di wilayah Kecamatan Kertapati, Kota Palembang, Sabtu (4/11/2023).
Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Siswanto ST MSi saat dikonfirmasi Simbur jaringan suarapos.co.id menjelaskan, hujan es terjadi saat memasuki musim pancaroba.
“Fenomena hujan es adalah kejadian yang biasa terjadi ketika suatu wilayah yang saat ini sedang memasuki musim pancaroba/musim peralihan,” ungkap Siswanto.
Menurut dia, fenomena alam itu kerap terjadi saat intensitas hujan cukup lebat disertai angin kencang. Karakteristik cuaca pada musim pancaroba/musim peralihan, kata dia, sangat dimungkinkan muncul fenomena cuaca hujan yang turun dengan intensitas sedang hingga lebat (terdengar suara gemuruh di atap seng).
“Dalam waktu yang singkat yang disertai dengan angin kencang maupun sambaran petir, bahkan kemunculan adanya fenomena hujan es,” jelasnya.
Siswanto menambahkan, proses terjadinya hujan es, biasanya akan muncul dari awan comulonimbus (CB). Secara visual awan tersebut akan terlihat secara fisik seperti bunga kol berwana hitam keabu-abuan. Dengan tinggi dasar awan yang relatif rendah dan memiliki tingga puncak awan menjulang tinggi.
“Awan tersebut memiliki suhu -100 cc. Ketika awan ini menjadi hujan bitiran yang jatuh ke permukaan bumi masih berukuran besar seperti pecahan es,” terangnya.
Sumber : simbursumatera.com