SUARAPOS.CO.ID – Masyarakat nelayan Riding Panjang bersama mahasiswa akan mengelar aksi damai jilil II di Mapolda Kepulauan Bangka Belitung (Babel), dalam waktu dekat.
Hal ini disampaikan Ketua Nelayan Riding Panjang Wisnu Sudiro melalui Sekretaris Eko Sanjaya bersama Presiden Mahasiswa Polman Babel, Arta, Kamis (1/2/2024).
“Kami (nelayan) setiap harinya selalu dibenturkan dengan maraknya aktivitas ilegal mining yang mengakibatkan para nelayan terancam kehilangan mata pencaharian,”ujar Eko.
Nelayan kata, Eko telah berjuang mempertahankan hak untuk hidup sebagai nelayan melalui berbagai cara, baik melalui jalur diplomatis maupun dengan cara turun kelapangan mengelar aksi demonstrasi.
Namun kenyataanya di lapangan, aktivitas penambangan ilegal di sekitar perairan Batu Itam dan Sungai Rumpak Desa Riding Panjang Kecamatan Belinyu masih berlangsung sampai saat ini.
Nelayan kambali berharap kepada pemerintah agar mendengarkan keluhan mereka. Pasalnya, aktivitas penambangan timah ilegal di sekitar Baru Itam dan Sungai Rumpak sangat menganggu masyarakat nelayan untuk mencari nafkah.
“Kami berharap Aparat Penegak Hukum baik Polisi maupun Pemerintah Provinsi dapat memperhatikan hajat hidup para nelayan.
“Pelaku tambang ilegal di daerah pulau Mengkubung, Rumpak, Batu Hitam dan perairan Pulau Padi diberikan efek jera dan tidak lagi melakukan pertambangan ilegal di wilayah tangkap nelayan,”tegas Eko.
Aksi Demonstrasi Jilid II
Masyarakat nelayan dan mahasiswa yang sempat melakukan aksi demontrasi di Mapolda Babel pada 12 Desember 2023 dinilai belum membuahkan hasil.
Hal itu bisa dilihat dari ramainya aktivitas penambangan ilegal di Perairan Mengkubung, Batu Hitam dan Perairan Rumpak. Masyarakat dan mahasiswa berangapan kinerja aparatur penegak hukum terkesan pasif.
“Kami kecewa dengan Polda Babel yang justru tidak menunjukkan ketegasan, bahkan terkesan mendiamkan persoalan (tambang ilegal) ini,” tambah Eko.
Eko menambahkan, penangkapan salah satu kolektor biji timah yang diduga bersumber dari aktivitas ilegal mining diwilayah tersebut, dan terjadi penikaman sesama kelompok penambang beberapa waktu lalu seolah tidak cukup bagi Polda Babel untuk melakukan penindakan secara tegas.
Nah, kondisi ini kemudian memicu masyarakat nelayan dan beberapa pimpinan organisasi mahasiswa mengadakan konsolidasi dan sepakat untuk melakukan aksi demontrasi jilid II bilaana dalam waktu dekat tidak ada tindakan tegas dari aparat kepolisian.
“Beberapa hari lalu kami (nelayan) sudah melakukan pertemuan dengan mahasiswa, dan salah satu hasil pertemuannya akan melakukan aksi” tambah Eko.
Sementara Presiden Mahasiswa Polman Babel, Atha mengatakan aksi demontrasi jilid II akan dilakukan sebagai bentuk protes terhadap lemahnya penegakan hukum terhadap pelaku pertambangan ilegal.
“Sebagai bentuk protes kami dan menagih janji Polda Babel pada aksi yang kami lakukan beberapa waktu lalu,” tegas Atha.
Atha juga menyampaikan akan melakukan konsolidasi ke beberapa organisasi mahasiswa lainnya agar dapat turun dengan jumlah masa yang lebih besar.
“Kami juga berencana akan mengerahkan masa aksi yang jauh lebih besar dari aksi sebelumnya, bila perlu kami minta Kapolda Babel mundur saja dari jabatannya karena tidak mampu mewujudkan ketertiban masyarakat,” tegas Atha.
Sementara Kapolres Bangka AKBP Toni Sarjaka hingga berita ini dipublis masih dalam upaya konfirmasi. (GL)