SUARAPOS.CO.ID – Balai Balai Pelestarian dan Kebudayaan Wilayah IV Jambi dan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat memfasilitasi pemajuan kebudayaan dengan menggelar pameran foto manuskrip berupa naskah kuno abad ke- 19 di Mentok.
Pameran berlangsung selama empat hari mulai tanggal 26 – 29 November 2023, pukul 08.00 WIB – pukul 16.00 WIB bertempat di Gedung Perpustakaan Daerah Bangka Barat.
Kegiatan tersebut dibuka Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Suwito.
Turut hadir Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Farouk Yohansyah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Muhammad Ali, para penulis, pemerhati sejarah, para guru dan pelajar serta tokoh masyarakat.
Pengiat Literasi dan Pemerhati Sejarah, Suryan Masrin mengatakan, manuskrip yang dipamerkan terdiri dari foto – foto dan arsip kuno, termasuk naskah tertua yang memuat sejarah peradaban Pulau Bangka yang ditulis pada abad 19.
“Penulisnya ada yang disebut Haji Idris ada juga Tumenggung Arifin, ada juga Tumenggung Ali. Kemudian yang versi mesin ketik di tahun 1925 ada Raden Ahmad sama abang Abdul Jalal, terus masih ada lagi sampai penulis yang baru sekarang,”tutur Surya Masrin.
Dikatakan Surya, manuskrip asli sejarah Pulau Bangka itu sebenarnya berada di Belanda. Pihaknya hanya mendapatkan berupa file yang dicetak untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa sejarah Pulau Bangka sudah ditulis sejak lama, walaupun naskah aslinya tidak ada di Bangka itu sendiri.
Sayangnya untuk membawa pulang manuskrip asli dari Belanda bukan hal mudah, apalagi fisiknya sudah tidak bisa dipindah – pindah. Karena itu pihaknya harus membeli berupa file dan harganya cukup mahal.
“File yang kita beli itu tidak murah. Kemarin kita dapat informasi satu file yang sekitar 90-an halaman itu sampai di atas 5 juta. Kalau yang sudah tersedia file kita beli file, kalau yang masih bisa difoto ya difoto. Tapi itu juga harus ada izin tidak bisa sembarangan,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, KB, PP dan PA Suwito saat membuka acara mengatakan, jejak literasi Pulau Bangka dalam manuskrip dan arsip kuno terdeteksi dimulai sejak abad ke-19 tahun 1861.
Manuskrip tersebut berisi informasi tentang sejarah Pulau Bangka, tata pemerintahan termasuk islamisasi di dalamnya.
Walaupun dihelat secara sederhana, pameran ini menurut dia sangat penting untuk diapresiasi, sebagai upaya memaknai sekaligus menginspirasi masyarakat untuk menjaga dan serta memahami nilai – nilai yang terkandung di dalamnya.
“Pameran ini menjadi kesempatan edukatif bagi semua kalangan, pertama generasi muda dalam memahami nilai-nilai historis yang relevan dengan perkembangan zaman. Semoga kegiatan ini menjadi momentum bagi kita semua untuk semakin menghargai jejak sejarah,” ucap Suwito.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangka Barat Muhammad Ali mengapresiasi kepedulian Kemendikbud RI melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi, yang sudah bekerja sama dengan Pemkab Bangka Barat sejak pembangunan fasilitas di Bukit Menumbing hingga sekarang.
Selain itu menurut dia, pameran manuskrip kuno ini baru kali pertama dihelat di Bangka Belitung.
“Ini baru pertama kali di Babel dan Bangka Barat dan bukan hanya di Bangka, untuk wilayah Jambi dan sekitarnya karena ini bantuan program kemajuan kebudayaan memang baru pertama kali. Jadi luar biasa kepedulian mereka menunjukkan eksistensinya ke sini,” ujar Ali.
Ali menambahkan pihaknya sangat mendukung kegiatan ini karena acara seperti ini adalah bagian dari edukasi, apalagi literasi masyarakat Bangka Barat terbilang lemah.
“Apalagi terkait dengan naskah-naskah kuno ini. Ini kami sangat mendukung dan kerja sama ini akan terus kami lakukan terus menerus sehingga sejarah-sejarah lama itu tergali dan generasi muda jadi tahu ternyata ini yang sebenarnya,” kata Ali. (SK)
Sumber : cmnnews.id